"BENARKAH MULOK, SELALU DIANAKTIRIKAN...?"

HASIL BERBAGI PENGALAMAN  (1)
DENGAN BAPAK/IBU GURU MGMP MULOK KETERAMPILAN 
KOTA SUKOHARJO 2012
di SMP Negeri 3 Sukoharjo, Rabu, 7 November 2012


Mulok, selalu menjadi mapel anak tiri. Mungkin begitulah yang dapat saya simpulkan  dari diskusi saya kemarin bersama Bapak/Ibu Guru Pengampu Mapel Mulok Keterampilan Kabupaten Sukoharjo, di SMP Negeri 3 Sukoharjo hari Rabu, 7 November 2012 kemarin.
Saya sebenarnya didapuk berbagi pengalaman tentang penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), namun karenaa baru hari pertama  saya tidak langsung berbagi dengan PTK, tapi sesuai alur kegunaan/untuk apa PTK dibuat saya berdiskusi tentang Pengembangan profesi guru yang berubah menjadi Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)  dengan Peraturan Menteri  Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenegpan dan RB) No 16 Tahun 2009.
Nampaknya memang informasi tentang PKB sangat minim diterima oleh bapak/ibu guru mulok ini, Terbukti yang ada di benak mereka adalah syarat untuk kenaikan pangkat atau mengajukan Penilaian Angka Kredit Guru (PAK) hanya semata-mata dari PTK saja, padahal banyak kegitan yang bisa dilakukan dalam PKB antara lain: Pengembangan Diri (PD), Publikasi Ilmiah (PI) dan Karya Inovatif.
Jenis kegiatan pengembangan diri (PD) meliputi: diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru. Sedangkan macam publikasi ilmiah meliputi: (1) presentasi di forum ilmiah, (2) hasil penelitian, (3) tinjauan ilmiah, (4) tulisan ilmiah populer, (5) artikel ilmiah, (6) buku pelajaran, (7) modul/diktat, (8) buku dalam bidang pendidikan, (9) karya terjemahan, dan (10) buku pedoman guru.
Untuk karya inovatif (KI) meliputi: (1) menemukan teknologi tepat guna, (2) menemukan/menciptakan karya seni, (3) membuat/memodifikasi alat pelajaran, dan (4) mengikuti pengembangan penyusunan standar pedoman, soal dan sejenisnya.
Prasyarat sebagai syarat kenaikan pangkat/golongan III b ke atas dengan minimal jumlah angka kredit yang bervariasi berdasarkan jenjang pangkat/golongannya.
Di tengah acara diskusi ketika saya selingi dengan sharing dengan peserta yang mayoritas sudah 'sepuh', ternyata luar biasa tanggapannya... saking semangatnya justru banyak yang 'WADUL' bahwa selama ini mata pelajaran Mulok sering disepelekan oleh Kepala Sekolah di hampir sekolah. Beberapa bukti antara lain, guru banyak kesulitan untuk mengajar karena ketiadaan sarana pendukung untuk pendanaan kegiatan, anggaran untuk mulok juga jarang dialokasikan, sementara anak membeli sendiri juga tidak boleh. Keluhan Bapak/Ibu Guru tersebut juga menunjukkan bahwa guru-guru pengampu mapel mulok juga jarang mendapat kesempatan utuk kegiatan diklat/workshop.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

begitulah adanya bukan katanya memang kami guru mulok biasa dianak tirikan, kami tidak pernah diberi kesempatan untuk mengikuti pengembangan - pengembangan, atau penataran -penataran seperti guru - guru yang lain. dengan adanya blok grant ini kami sangat berterima kasih terutama pada ibu Mulyati,mudah - mudahan dengan bimbingan beliau kami bangkit dan semangat, untuk menambah bekal pengembangan diri dalam dunia pendidikan. Guru MULOK SEMANGAT!

Anonim mengatakan...

begitulah adanya bukan katanya memang kami guru mulok biasa dianak tirikan, kami tidak pernah diberi kesempatan untuk mengikuti pengembangan - pengembangan, atau penataran -penataran seperti guru - guru yang lain. dengan adanya blok grant ini kami sangat berterima kasih terutama pada ibu Mulyati,mudah - mudahan dengan bimbingan beliau kami bangkit dan semangat, untuk menambah bekal pengembangan diri dalam dunia pendidikan. Guru MULOK SEMANGAT!
Tri W