Kejutan Terindah dari Anak Didikku (2)


PELAJARAN BERHARGA 
TETANG MAKNA BERBAGI DAN MENGHARGAI (2)
 

Hari Selasa,  jam pertama adalah jadwal saya di kelas 9A Selama ini anak-anak kelas 9 A  sudah paham betul kebiasaan saya. Saya paling tidak suka jika waktu mau mulai pelajaran anak-anak belum siap dan  masih jadi "mandor" di depan kelas atau "inguk-inguk" di depan pintu. Anak-anak kelas lain pun, meski bukan kelas yang saya ampu, jika melihat saya lewat pada saat menjelang jam pelajaran mereka akan segera masuk kelas, karena mereka sudah tahu, pasti akan saya "oyak-oyak" untuk segera masuk. Ini adalah salah satu cara saya membiasakan mereka tertib, selain dalam hal kerapian berpakaian.
Kebiasaan saya ini sengaja saya terapkan karena untuk memulai belajar, semestinya anak-anak ditumbuhkan sikap  dan kesadaran diri yang baik. Dan kesadaran diri ini akan tumbuh kalau dibiasakan.
Tapi hari itu  Selasa, 23 Februari 2010 adalah hari yang hampir membuat saya tersipu malu. Bagaimana tidak, ketika saya masuk kelas 9A memang tidak ada anak-anak di depan pintu, tapi pas di kelas ada sekitar separuh anak perempuan belum duduk di mejanya. Ketika saya tanyakan ke mana mereka, sebagian menjawab di belakang. Ada juga yang menjawab "jajan bu". Jawaban terakhir  ini yang membuat saya jengkel dan menahan marah.
Beruntung saya berusaha menahan diri, dan diam saja berdiri memandangi mereka. Anak-anak, juga diam tanpa ekspresi. Saat saya hanya diam tersebut, tiba-tiba dari depan pintu ada serombongan anak membawa kue ulangtahun. Satu kelas akhirnya mennyanyikan lagu ulang tahun untuk saya. Saking riuhnya kelas lain yang olahraga di lapangan sempat menengok ke kelas. 
Dan untuk kedua kalinya saya hanya menangis haru... melihat ketulusan mereka.
Dua hari berturut-turut saya telah mendapat pelajaran berharga dari mereka. Terimakasih anak-anakku, di balik kenakalan dan ulah mereka yang kadang membuat saya jengkel. Mereka berhati mulia. Mereka telah memberikan pelajaran berharga tentang berbagi dan menghargai kepada gurunya dengan cara mereka. Meski tanpa inipun anak-anak sudah menunjukkan bahwa apa yang saya tanamkan selam ini, telah menyentuh sanubari mereka. Meski  prestasi akademik mereka belum maksimal, tapi paling tidak rasa kebersamaan dan penghargaan mereka kepada orang lain, merupakan nilai yang lebih berharga dari segalanya.

4 komentar:

wawan mengatakan...

selamat ya bu!!

low berkenan follow balik ya!

Seti@wan Dirgant@Ra mengatakan...

hal ini menggambarkan betapa selama ini Bu Mul sudah mendidik mereka dengan penuh perhatian. Makanya dihari yang berbahagia itu anak2 membalasnya dengan sebuah kejutan.
happy Birthday Bu Mul..
Moga tambah inovatif dalam mencerdaskan anak bangsa.....

Darin mengatakan...

Bu, saya terharu membaca artikel ini. Semoga mereka menjadi generasi penerus yang handal.
Salam sukses bu! :)

Mulyati mengatakan...

@Wawan: makasih mas... langsung kunbal..
@Pak Iwan: Amiin Pak.. makasih banyak supportnya...
@Darin: Amiin mas... makasih supportnya ya..