Berbagi Pengalaman

Berdayakan diri …. Sebelum Tak Berdaya:

Belajar dari Hobi Nge-Net


Jika anda ingin meningkatkan derajat hidup anda,

maka tingkatkanlah derajat pikiran anda

(Mario Teguh)


Pertama kali dikenalkan internet oleh suami (akhir tahun 2000), awalnya saya ogah-ogahan dan selalu berpikir negatif. Ketika ikut suami nge-net (istilah saya untuk browsing), saya cuma “manyun” dan “bete”di sampingnya. Tapi ketika saya mencoba, akhirnya saya tertarik (dan susah lepas sampai sekarang). Saat menunggu mengajar ada jeda waktu saya selalu menyempatkan diri ke warnet tidak jauh dari sekolah saya. Atau libur pun kadang-kadang saya ikut ke warnet bareng anak dan suami. Banyak rekan-rekan guru sering bertanya “apa yang kau cari” di warnet. Tapi ibarat anak dapat mainan baru saya makin asyik dengan dunia nge-net (apalagi sekarang “wajib ngeblog” dengan Pak Marsigit). Saya download apa saja mulai topik-topik pendidikan, psikologi, kesehatan, manajemen dan beberapa artikel lainnya. Artikel-artikel tersebut saya edit di rumah dengan font lebih kecil (biar ngirit nge-printnya). Saking asyiknya nge-net, saya sampai kewalahan (- biaya -) karena satu minggu hampir tiap hari ke warnet selama 2 - 3 jam (waktu itu 1 jam Rp 6.000,00). Untuk ukuran guru seperti saya, tentu sangat mengganggu anggaran rumah tangga. Belum lagi menghabiskan kertas dan tinta untuk nge-print. Sampai saya mendapat julukan baru dari suami “petugas administrasi perpustakaan”, karena hobi ngumpulan artikel yang kadang tidak berhubungan dengan profesi saya sebagai guru.

Sering saya hampir putus asa “untuk apa saya ngumpulin semua ini”. Apalagi yang saya dapat mulanya hanya sedikit yang bisa saya terapkan dalam pembelajaran saya di kelas. Maklumlah, murid-murid saya, selain dari ekonomi lemah (sama sekali belum kenal komputer, apalagi internet) mereka juga susah sekali dijak mikir. Ketika saya “iming-imingi” trik-trik belajar matematika yang menarik dari internet yang saya dapat mereka juga apatis sekali. Tapi seiirng berjalannya waktu, tidak mengurangi “ketagihan” saya nge-net. Saya kuatkan pikiran bahwa “apa yang saya lakukan suatu saat akan sangat bermanfaat untuk saya”.

Alhamdulillah Allah SWT akhirnya menghargai jerih payah saya. Ketika tahun 2005, saya “dipaksa” mewakili sekolah mengikuti seleksi Guru Berprestasi Tk Kota Surakarta (guru keberatan karena wajib menulis karya ilmiah). Saya yang paling muda waktu itu dengan terpaksa “harus mau ”. Meski hanya persiapan satu minggu, dengan tanpa beban akhirnya berangkat. Berkat hobi nge-net saya punya banyak bahan untuk menulis karya ilmiah, kebetulan waktu itu saya mengangkat tema e-learning dalam pembelajaran Matematika yang belum banyak diterapkan rekan-rekan saya di Solo. Meskipun dokumen penunjang lainnya minim, berkat dukungan karya ilmiah, saya mendapat peringkat I, dan mendapat hadiah 16,5 juta rupiah untuk subsidi kuliah S2 (Tk kota tapi hadiahnya setara nasional).

Pengalaman kedua dari hobi nge-net, adalah ketika pertengahan tahun 2007. Di saat rasa putus asa, karena murid-murid saya susah sekali diajak mikir (malas belajar). Saya merenung, mungkin ada yang salah dalam cara mengajar saya. Sampai-sampai saya bingung apa yang harus saya lakukan. Kebetulan di salah satu mal sedang ada pameran buku, saya datang untuk mencari buku barangkali ada buku yang bisa menjawab kebingungan saya. Ketika buku yang saya cari tidak saya temukan, suami saya mengusulkan untuk membeli buku ESQ-nya Ary Ginanjar Agustian. Mungkin saya bisa mendapat “pencerahan” dari buku tersebut. Ternyata selain “pencerahan’ pikiran, saya juga mendapat ide tentang keistimewaan bilangan 19 dalam Al Qur’an (Ary Ginanjar Agustian, 2005: 192). Saya berusaha mencari sumber-sumber penunjang lainnya di internet, kemudian saya sampaikan kepada murid-murid saya di kelas untuk membuka wawasan bahwa matematika selalu berhubungan dengan kebesaran-kebesaran Allah dan ciptaan-ciptaanya. Pengalaman tersebut saya tuliskan dalam bentuk karya ilmiah dan saya kirimkan ke Lomba Integrasi Imtaq –Iptek Tk Nasional 2007. Alhamdulillah tulisan saya ‘dihargai’ meski hanya Juara Harapan I (dari 1492 karya ilmiah). Selain penghargaan berupa finansial, ternyata sertifikat yang saya peroleh tersebut dapat saya gunakan sebagai “tiket” tambahan untuk mendaftar Program Sertifikasi Guru Jalur Pendidikan yang saat ini sedang saya ikuti.

Pengalaman ketiga adalah di sela-sela kesibukan kuliah sertifikasi saya menyempatkan diri untuk “uji nyali” di lomba lain. Dari hobi nge-net juga saya mendapat ide untuk menerapkan pembelajaran dengan mengintegrasikan seni dalam pembelajaran matematika (pecahan). Ide awalnya saya dapat dari membaca artikel di Jurnal NCTM (www.nctm.org) yang berjudul Mathematics, Art, Research, Collaboration, and Storytelling dan Using Art To Teach Fractions. Meskipun kemampuan memahami bahasa inggris saya minim, dengan memadukan pengalaman ketika mengamati anak saya menggambar/mewarnai saya berusaha menerapkannya dalam pembelajaran. Murid-murid saya senang dan antusias, karena mereka bebas mengkonstruksi pengalamannya, tidak dengan logika saja tetapi juga motorik dan intuisi. Pengalaman tersebut saya tulis dalam bentuk laporan PTK. Alhamdulillah saya sudah menikmati “hasilnya”. Di tingkat propinsi mendapat Juara III dan di tingkat nasional (dengan implementasi yang berbeda) masuk 120 finalis (dari 1483 naskah) LKG Tk Nas 2008. Meskipun belum juara tapi banyak pengalaman yang saya peroleh, karena saya bertemu “guru-guru hebat” (finalis LKG, guru berdedikasi, dan guru berprestasi) dari seluruh Indonesia termasuk Bu Muslimah (gurunya Laskar Pelangi).

Beberapa hal tersebut adalah sedikit pengalaman saya dari hobi nge-net. Intinya: “Jika kita tidak pelit (pinjam istilah Pak Marsigit) untuk investasi (ilmu yang bermanfaat), Allah pasti akan menghargai setiap usaha yang kita lakukan”. Semoga apa yang saya alami bisa menginspirasi pembaca khususnya Bapak/Ibu Guru dan calon guru yang lain untuk selalu memberdayakan dirinya. Mungkin pembaca lain punya pengalaman (prestasi) yang lebih bagus. Saya tunggu postingnya untuk berbagi. Terima kasih.

4 komentar:

Dr. Jero mengatakan...

"Pengalaman yang luar biasa"
Saya selaku pembaca, beberapa hari lagi akan berusaha menceritakan tentang langkah awal dari kegiatan menulis ilmiah saya dan beberapa pengalaman. Terima kasih (Jero)

Budiharjono mengatakan...

Pengalaman ibu menarik untuk dijadikan bahan pertimbangan dan kajian bagi pendidik, sehingga menjadi arah yang bisa diikuti oleh yang lainnya untuk mencapai kesuksesan seperti yang telah ibu raih, berkat keuletan dan kegigihan ibu dalam berkarya dan berkreasi dan tentunya ridho dari Allah, SWT. Selamat atas kesuksesan ibu dan semoga bisa sukses di tingkat yang lebih tinggi lagi. Amien

Budiharjono mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Budiharjono mengatakan...

Pengalaman ibu menarik dan dibutuhkan untuk dijadikan bahan pemikiran dan kajian bagi pendidik yang lainnya sebagai arah untuk mencapai kesusksesan seperti yang telah ibu raih.Selamat atas kesuksesan yang telah ibu raih, berkat keuletan dan kegigihan ibu dalam berkarya, dan tentunya ridho dai Allah Swt. Semoga Ibu bisa sukses lagi di tingkat yang lebih tinggi, amien