Berapa Ya....?

BANYAKNYA MODEL JARING-JARING BALOK

Putaran pertama pelaksanaan (DO) Lesson Study sudah terlewati, setelah Bu Lastri, Pak Ade dan Pak Dede melaksanakan pembelajaran pada Senin, 2 Maret 2009. Dan Rabu, 4 Maret 2009 tibalah giliran saya dan Pak Tri mengimplementasikan RPP yang telah kami rancang tidak kalah lama dengan PLAN putaran pertama.


Dalam proses PLAN kedua ini kami sempat berdebat panjang karena kami penasaran untuk menemukan berapa sebenarnya jaring-jaring balok yang bisa terbentuk. Untuk kubus sudah jelas karena banyak sumber dan disepakati bahwa jaring-jaring yang dapat membentuk kubus adalah 11 buah. Sedangkan balok, kami belum menemukan sumber terpercaya berapa sebenarnya model jarring-jaring yang mampu menyusun balok. Bahkan Pak Dede dan Pak Ade sempat berkali-kali “otak atik gathuk” bereksperimen untuk mencari model tersebut (dan ternyata lebih dari 11). Persisnya pasti kami tidak sepakat menentukan, karena yakin masih banyak lagi yang belum kami temukan.


Meski sebenarnya saat PLAN kami sempat berpikiran siswa yang kami ampu tidak mungkin akan menemukan lebih dari 11 buah, namun kami tetap saja bereksperimen untuk menemukan banyaknya jaring-jaring balok. Karena dugaan semakin berkembang membuat kami bingung sendiri akhirnya disepakati banyak persegi dan persegipanjang pembentuk jaring-jaring kubus dan balok masing-masing diberikan 11 set. Jika mungkin nanti siswa ada yang menemukan lebih maka tim kami juga menyediakan bahannya untuk antisipasi. Tidak tanggung-tanggung untuk proses ini pak Dede harus menggunting dan menghitung serta memasukkan potongan persegi dan persegi panjang yang lumayan banyak ke dalam kantong plastic untuk memudahkan proses pendistribusian per kelompok.


Memang akhirnya, di kelas saya dan kelas Pak Tri dugaan-dugaan awal kami terbukti. Salah satu kelompok di kelas kami bahkan menemukan lebih dari 11 jaring-jaring balok, dan minta tambahan bangun datar. Karena terkendala waktu terpaksa proses pencarian mereka terpaksa saya “rampas” dan dilanjutkan proses diskusi karena skenario hanya tayang 2 jam pelajaran.


Berdasarkan hasil refleksi ternyata proses penemuan yang sigap oleh siswa dipengaruhi oleh heterogenitas kelompok. Di mana pada DO kedua ini lebih bagus dibanding pembentukan kelompok DO pertama, karena pemerataan anggota siswa laki-laki dan perempuan. Dalam proses diskusipun anak sangat antusias dan merasa enjoy. Di kelas saya sendiri (VIII B) anak sangat antusias. Waktu presentasi kelompok anak juga sangat aktif, dan bahkan saling menanggapi hasil kerja kelompok lainnya. Mereka juga jeli ketika ada kelompok yang membuat jarring-jaring yang “meragukan” atau hanya bertemu di satu titik sudut.


2 komentar:

Iwan Sumantri mengatakan...

Wah bu kelihatan mengasyikan dalam implementasinya RPPnya! Ya.. itulah salah satu manfaat PKM lewat Lesson Study banyak hal yang tak terduga sebelumnya dan banyak ilmu yang dapat gali serta tentu saja tambah wawasan kita dalam PBM.... selamat semoga sukses selalu PKM nya, mana rekan lainnya ... komunikasi lewat blognya.... biar kita terus ngeBLOG walau tak dapat nilai lagi dari Pak Marsigit, tapi masih banyak nilai yang bisa kita dapatkan lewat NgeBLOG ini !!!

Mulyati mengatakan...

Setuju pak Iwan...! Makasih telah mampir lagi...
Pokoknya Go Blog terus biar kita bisa memotivasi rekan-rekan yang lain...