"Akting" Yang Memukau

BELAJAR TEKNIK APERSEPSI

DARI REKAN SEJAWAT


Satu hal yang menjadi tantangan saya pribadi dalam proses PKM model Lesson Study ini adalah kendala kekurangmampuan saya saat proses apersepsi. Berdasarkan hasil refleksi dari proses pembelajaran yang saya lakukan, hampir semua observer menyatakan bahwa saya terlalu tergesa-gesa saat proses ini. Entahlah, karena ketika kita sudah menjalankan skenario di depan kelas, rasa-rasanya seperti sudah melakukannya dengan baik dan benar, namun kadang-kadang justru karena diskenario saya sendiri merasa terkejar-kejar oleh durasi tayangan sehingga tidak dapat melakukan apersepsi secara maksimal.


Secara pribadi saya salut dan kagum dengan cara apersepsi oleh pak Tri yang katanya meniru proses apersepsi pada Pak Dede di putaran pertama. Bagaimana tidak mengagumkan, ketika proses apersepsi untuk mengingatkan siswa tentang unsur-unsur bangun ruang, dengan pertanyaan-pertanyaan dan ekspresi yang “mengejutkan” siswa justru membuat anak terpana. Saya sendiri mau meniru “acting” rekan-rekan sejawat saya ternyata juga tidak meng”efek” banyak ketika pembelajaran yang saya lakukan. Mungkin situasi pembelajaran dan siswanya yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Atau memang saya mungkin tidak punya bakat berekspresi jenaka, karena pada dasarnya kata orang saya tipe terlalu serius. Saya sendiri juga sulit meniru gaya rekan saya berdua tadi.


Sampai saat inipun memang saya masih penasaran bagaimana menyampaikan proses apersepsi, sehingga membuat anak konsentrasi atau bahkan bisa terpana. Memang saya akui sepertinya saya masih perlu belajar banyak tentang hal ini kepada kedua rekan sejawat saya. Saya bisa merasakan ternyata proses pembelajaran yang diterapkan selama PKM selain berdampak pada siswa yang kami ampu juga menjadikan saya pribadi belajar banyak dari rekan-rekan satu tim, karena kelebihan rekan lain bisa menjadi masukan bagi saya dan kekurangan rekan lain bisa menjadi perbaikan proses yang saya lakukan.

3 komentar:

Achmad Agus S, S.Pd. mengatakan...

kayaknya sama dengan saya bu. yang jelas mungkin karena suasana baru, siswa baru, belum kenal lagi. bagi saya penyesuaian perlu waktu juga ternyata. setelah yang ke 2 dan 3 baru bisa enjoy.

Mulyati mengatakan...

Wah memang bener pak. Masing-masing anak punya karakteristik yang berbeda dan suasana juga mempengaruhi. Insyaallah ini menjadi pelajaran berharga buat kita...
Makasih sudah berkunjung.

krisna mengatakan...

cuma mo makasih aja dah link myblog